Selasa, 24 November 2009

Singa yang Anggun




Bayang- bayang kejadian di negeriku sekilas2 datang ke padaku.
Apakah ini alamat kematian? Aku sudah selama 10 tahun berjuang melawan musim dingin. Apakah ini perjuanganku yang terakhir? Apakah perempuan itu sudah melihatku sebagai orang mati, sehingga ia menjadi takut untuk sekedar membukakan pintu?


sumber: www.kompas.com

Sabtu, 21 November 2009


Tungs

Najwa ingat perkampungan kumuh itu. Mungkinmereka juga bersalah, pikirnya. Tetapi orang2 yang mengusirnya juga bersalah. Mereka toh sudah puluhan tahun hidup disana. Lalu mengapa mengusirnya. Najwa terkesima dengan perempuan itu. Perempuan biasa tetapi semangatnya luar biasa. Darimana ia dapatkan semangat itu? Jelas tubuhnya kurang makan. Jelas tak berpendidikan, tetapi berani menghadapi traktor, yang meruntuhkan mereka.

Minggu, 15 November 2009

referensi cerpen


Biola Tengah Malam

“….Hari itu datang. Malamnya kami masih makan bersama. Tak ada tanda. Ibu banyak senyum. Menyendokkan makanan ke piring kami. Aku berkata, “jangan bu…” ibu menjawab, “tak apa. Aku kan ibumu. Siapa tahu…”kalimat ibu terhenti. Menggantung seperti nasib tak pasti. Kupandangi wajah ibu. Ia tetap ibuku: perempuan cantik, lembut dan baik hati. Aku melirik ayah. Ayah pun diam. Apa yang bergolak dalam benak ayah? Aku tak tahu. Ayah dan ibu agak lain malam itu. Aku merasakan suasana aneh. Seperti bayang kepergian dan kematian. Tiba-tiba aku terkejut sendiri dengan pikiranku:kematian? Siapa yang akan mati? Ayah dan ibu sehat2 saja. Ataukah aku yang akan mati? Aku memang sering berada dalam suasana seperti ini. Semacam yang mendahului kejadian.


lihat juga: the agent of change